بسم الله الرحمن الرحيم

Tuesday, July 20, 2010

Hijrah Kepada Allah dan RasulNya

Penulis: Abu Mushlih Ari Wahyudi
Di dalam Risalah Tabukiyah,
Imam Ibnul Qayyim membagi hijrah menjadi 2 macam.
Pertama, hijrah dengan hati menuju Allah dan RasulNya.
Hijrah ini hukumnya fardhu
'ain bagi setiap orang di setiap waktu. Macam yang kedua yaitu hijrah dengan badan dari
negeri kafir menuju negeri Islam. Di antara kedua macam hijrah ini hijrah dengan hati
kepada Allah dan RasulNya
adalah yang paling pokok.
Hijrah Dengan Hati Kepada Allah
Allah ta'ala berfirman, "Maka segeralah (berlari) kembali menaati Allah." (QS. Adz
Dzariyaat: 50)
Inti hijrah kepada Allah ialah dengan meninggalkan apa yang dibenci Allah menuju
apa yang dicintaiNya.
Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda, "Seorang muslim
ialah orang yang kaum muslimin lainnya selamat dari gangguan lisan dan tangannya. Dan
seorang muhajir (orang yang berhijrah) adalah orang yang meninggalkan apa yang dilarang oleh
Allah." (HR. Bukhari dan Muslim)
Hijrah ini meliputi 'dari' dan 'menuju': Dari kecintaan kepada selain Allah menuju
kecintaan kepadaNya,
dari peribadahan kepada selainNya
menuju peribadahan kepadaNya,
dari takut kepada selain Allah menuju takut kepadaNya.
Dari berharap kepada
selain Allah menuju berharap kepadaNya.
Dari tawakal kepada selain Allah menuju
tawakal kepadaNya.
Dari berdoa kepada selain Allah menuju berdoa kepadaNya.
Dari
tunduk kepada selain Allah menuju tunduk kepadaNya.
Inilah makna Allah, "Maka
segeralah kembali pada Allah." (QS. Adz Dzariyaat: 50). Hijrah ini merupakan tuntutan
syahadat Laa ilaha Illallah.
Hijrah Dengan Hati Kepada Rasulullah
Allah berfirman, "Maka demi Rabbmu (pada hakikatnya) mereka tidak beriman hingga
mereka menjadikanmu sebagai hakim dalam perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa keberatan di dalam hati mereka terhadap putusan yang kamu berikan, dan mereka
menerima dengan sepenuhnya." (QS. An Nisaa': 65)
Hijrah ini sangat berat. Orang yang menitinya dianggap orang yang asing di antara
manusia sendirian walaupun tetangganya banyak. Dia meninggalkan seluruh pendapat
manusia dan menjadikan Rasulullah sebagai hakim di dalam segala perkara yang
diperselisihkan dalam seluruh perkara agama. Hijrah ini merupakan tuntutan syahadat
Muhammad Rasulullah.
Pilihan Allah dan RasulNya
Itulah SatuSatunya
Pilihan
Allah berfirman, "Dan tidaklah patut bagi lakilaki
yang mukmin dan tidak pula bagi
perempuan yang mukmin, apabila Allah dan RasulNya
telah menetapkan suatu ketetapan, ada
bagi mereka pilihan yang lain tentang urusan mereka. Dan barang siapa yang mendurhakai Allah
dan RasulNya
maka sungguh dia telah sesat, sesat yang nyata." (QS. Al Ahzab: 36)
Dengan demikian seorang muslim yang menginginkan kecintaan Allah dan RasulNya
tidak raguragu
bahkan merasa mantap meninggalkan segala perkara yang
melalaikan dirinya dari mengingat Allah. Dia rela meninggalkan pendapat kebanyakan
manusia yang menyelisihi ketetapan Allah dan RasulNya
walaupun harus dikucilkan
manusia.
Seorang ulama' salaf berkata, "Ikutilah jalanjalan
petunjuk dan janganlah sedih
karena sedikitnya pengikutnya. Dan jauhilah jalan jalan
kesesatan dan janganlah gentar
karena banyaknya orang orang
binasa (yang mengikuti mereka). "
(Disadur dari majalah As Sunnah edisi 11/VI/1423 H)

No comments:

Post a Comment